Selama masa kerajaan di Nusantara, sabung ayam juga seringkali terkait dengan politik dan kehidupan kerajaan. Dalam banyak kisah sejarah, sabung ayam digunakan sebagai sarana untuk menyelesaikan perselisihan antara para penguasa atau anggota kerajaan.
for a very long time the Romans impacted to despise this "Greek diversion", Nonetheless they wound up adopting it so enthusiastically which the agricultural writer Columella (1st century advertisement) complained that its devotees generally invested their entire patrimony in betting in the facet of your pit.
Indonesia memiliki here sejarah sangat panjang mengenai domestikasi ayam. Jika selama ini hanya Sungai Kuning di Cina dan lembah Indus di India yang dianggap sebagai pusat sejarah domestikasi ayam di dunia, nyatanya Indonesia memiliki kisah sejarah tentang sabung ayam.
Dalam sabung ayam, masyarakat Bali membentuk dan menemukan temperamen diri sendiri dan temperamen masyarakat sekitar pada saat yang bersamaan. Dan menemukan berbagai aspek yang berhubungan dengan penyediaan komentar kebudayaan pada status hirarki dan penghormatan diri di Bali.
An early graphic of the fighting rooster has become located over a 6th-century BC seal of Jaazaniah through the biblical city of Mizpah in Benjamin, in close proximity to Jerusalem.[13][fourteen] stays of such birds are actually found at other Israelite Iron Age sites, when the rooster was utilised for a fighting chicken; They're also pictured on other seals in the period as a image of ferocity, such as the late-seventh-century BC purple jasper seal inscribed "Jehoahaz, son of your king",[15][sixteen] which probable belonged to Jehoahaz of Judah "although he was nevertheless a prince during his father's daily life".[17]
Mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan istilah sabung ayam. Bagi anda yang belum mengetahuinya, sabung ayam merupakan permainan dimana dua ekor ayam jantan bertarung dalam satu arena kecil. Jika salah satu ayam keluar arena atau bahkan mati, maka ayam tersebut kalah.
Namun, sabung ayam tidak hanya sekadar perjudian, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang dalam.
weekly before the verdict, A huge number of Other individuals had marched from the streets of Lima in guidance on the animal fighting techniques.[84]
Geertz saat melakukan penelitian etnografi di Bali mengungkapkan pentingnya taji. Taji, yang dibuat dari logam besi sepanjang empat atau lima inci dan dipasang di kedua kaki ayam itu, hanya diasah ketika saat momen gerhana bulan atau ketika bulan tidak penuh.
Merujuk esai Clifford Geertz disebutkan kata ‘sabung’ merupakan istilah untuk ayam jantan. Ia mengatakan istilah telah muncul dalam inskripsi-inskripsi di Bali pada 922 M.
Mengambil konteks dan latar belakang sejarah di period Kerajaan Galuh abad ke-eight. Kedua folklore ini sama-sama bercerita tentang putra raja yang terbuang, dan karena jalan takdirnya mereka kembali dipertemukan dengan ayahnya yang seorang raja, melalui momen praktik sabung ayam.
Pada tulisan Geertz tentang sabung ayam atau adu ayam pada masyarakat Bali, kita akan menemukan banyak hal menarik tentang sabung ayam yang dikaitkan dan terkait dengan struktur sosial dan kehidupan masyarakat Bali sehari-hari, khususnya kaum pria.
Banyak di antara mereka yang sengaja melanggar pelaksanaan sabung ayam secara sembunyi-sembunyi. Apalagi, setiap wilayah desa yang ada di Bali, memiliki tata cara tersendiri dalam setiap pelaksanaan sabung tajen.
Sabung ayam lebih tepat merupakan gambaran dari masyarakat Bali yang mereka gambarkan tentang diri mereka sendiri. Untuk mendapatkan gambaran dari sabung ayam sebagai teks adalah dengan cara memunculkan unsur-unsur yang terkait didalamnya.